Sebaiknya Ambil KPR Tenor Pendek atau KPR Tenor Panjang?

PINTAR KPR

Sebaiknya Ambil KPR Tenor Pendek atau KPR Tenor Panjang?

Pintar KPR-Hal yang harus diperhatikan sebelum kamu mengambil Kredit Pemilikan Rumah (KPR) hal yang harus kamu perhatikan adalah tenor kredit. Istilah tenor tentunya sudah tak asing lagi bagi kamu yang sering menggunakan kartu kredit. Tenor adalah jangka waktu pengambilan kredit yang biasanya dinyatakan dalam satuan bulan. Jika kamu hendak menyicil KPR, kamu bisa menentukan tenor kredit yang tentunya tergantung kemampuan dan keputusan.

Tenor yang panjang dapat berlangsung 15 hingga 20 tahun, sedangkan tenor yang pendek bisa hanya di bawah 10 tahun saja. Baru-baru ini pemerintah berencana membuat aturan baru memperpanjang tenor KPR maksimal menjadi 30 tahun. Sebelum memutuskan mau mengambil tenor yang mana, perlu diketahui untung-ruginya.

A.Tenor Panjang

Jika kamu memilih tenor yang panjang kebanyakan memilih penghasilan bulanan yang tetap dengan nilai rata-rata. Syarat utama pengajuan tenor panjang memang kestabilan penghasilan. Lembaga pembiayaan akan sangat memperhitungkan aplikasi kredit yang diajukan oleh pekerja yang memiliki penghasilan tetap, seperti karyawan swasta yang berstatus tetap (PKWTT), pegawai negeri sipil (PNS) dan TNI/POLRI. Keuntungan yang bisa kamu dapatkan dengan KPR bertenor panjang adalah sebagai berikut:

1. Uang muka yang minimal

Down payment (DP) atau uang muka bisa didapatkan dalam jumlah yang minimal yakni 10-15 persen tergantung luas dan jenis hunian sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Dengan DP yang lebih fleksibel, kemampuan Anda membayar tentu semakin besar. Biasanya bank juga tidak akan mengizinkan DP minimal jika besaran cicilan per bulan besar dengan jangka waktu yang pendek. Itu karena bank memperhitungkan semakin berat beban cicilan, maka risiko kredit macet semakin besar.

2. Cicilan ringan

Lembaga pembiayaan menyediakan fasilitas DP dan cicilan yang ringan untuk menggaet lebih banyak pembeli. Biasanya, segmen yang ditargetkan oleh fasilitas ini adalah masyarakat kelas bawah agar lebih mudah mendapatkan rumah. Sedangkan, pihak lembaga pembiayaan bisa meraup keuntungan jika kredit berjalan lancar.

3. Tidak membebani penghasilan

Seorang pegawai tetap dapat memproyeksikan pengeluaran bulanan. Alokasi pengeluaran seperti makanan, listrik, pakaian, kredit kendaraan, jajan anak, pendidikan dan sebagainya. Cicilan KPR terlalu besar membuat Anda harus mengatur ulang keuangan secara ketat. Sebaliknya, cicilan KPR yang lebih kecil tidak akan banyak berpengaruh pada kondisi keuangan rumah tangga kamu. Mencari penghasilan tambahan dari lembur atau usaha sampingan pun tidak terlalu membebani kamu. Dengan hanya mengandalkan gaji pokok, cicilan KPR bisa menghabiskan 30-50% penghasilan bulanan.

Di sisi lain, KPR dengan tenor panjang juga memiliki kerugian yang harus kamu pertimbangkan sebelum memutuskan mengambil KPR. Bisa jadi dengan kondisi keuangan kamu, KPR tenor panjang justru merugikan.

1. Beban bunga

Semakin panjang tenor yang diajukan, maka bunga yang ditanggung juga semakin besar. KPR dengan tenor 5 tahun akan mendapatkan bunga yang lebih rendah daripada KPR tenor 30 tahun. Suku bunga floating juga biasanya dibebankan kepada cicilan dengan tenor di atas 5 tahun. Kenaikan suku bunga ini sebenarnya menambah beban biaya yang harus ditanggung debitur. Padahal, biaya-biaya lain seperti asuransi, uang muka dan biaya administrasi lainnya juga harus diperhitungkan.

2. Menambah beban mental

Seorang debitur yang memiliki beban cicilan KPR selama puluhan tahun bakal memperhitungkan ini sebagai beban. Salah-salah tak dilunasi, rumah bisa disita oleh pihak bank. Hal ini tentunya menjadi beban pikiran si debitur. Seorang pegawai akan berusaha mempertahankan pekerjaan yang ada agar kredit KPR tetap terbayar. Jika kamu mengambil cicilan 30 tahun, saat KPR dilunasi anak-anak Anda telah dewasa. Usia pun tak lagi muda. Usia produktif Anda dihabiskan untuk membayar cicilan ke bank. Yakinkan kamu untuk menanggung beban ini.

Sebagai orang yang optimis, utang ini dapat dijadikan sebagai sahabat yang telah memberikan solusi mendapatkan rumah untuk keluarga.

3. Harus waspada jika ada perubahan ekonomi

Terkadang kondisi perekonomian tak selalu berlangsung baik. PHK massal dapat terjadi sewaktu-waktu jika ekonomi sedang lesu. Lonjakan suku bunga juga dapat terjadi sewaktu-waktu. Krisis moneter dapat mengancam dan menyebabkan krisis seketika bagi kehidupan.

tph2 scaled

B.Tenor Pendek

Tenor yang pendek dibuat untuk kamu  yang mampu membayar uang muka dan cicilan bulanan dalam jumlah yang besar. Lama masa cicilan adalah 10 tahun atau kurang dari itu. Tenor pendek ini biasanya diambil oleh mereka yang berusia di atas 40 tahun, berprofesi sebagai profesional dan jenis hunian apartemen. Usia pensiun di Indonesia mencapai 55 tahun, sehingga tak mungkin orang yang berusia di atas 40 tahun bisa mengambil tenor yang panjang. Profesional biasanya mendapatkan gaji yang besar, namun kondisi kerja yang tidak tetap. Sementara usia ekonomis apartemen hanya mencapai 30 tahun, tentu bank tak mau mengambil risiko dari tenor yang terlalu lama.

Jika kamu memutuskan mengambil tenor pendek, simak keuntungannya berikut ini:

1. Mengamankan penghasilan segera pada investasi

KPR dengan tenor singkat cocok bagi profesional maupun pegawai dengan penghasilan di atas rata-rata. Ketimbang dipakai untuk hal-hal yang tidak perlu, fokuskan penghasilan pada membeli properti dengan tenor yang singkat. Bayangkan saja jika kamu membeli properti dengan tenor 5 tahun. Setelah lunas, kamu memiliki properti yang nilainya terus meningkat. Hunian ini bisa kamu tempati sendiri atau sewakan ke orang lain. Uang berubah menjadi investasi yang berharga.

2. Lebih bahagia

Tenor yang pendek tidak harus membuat kamu merasa khawatir berkepanjangan hingga puluhan tahun. kamu juga jadinya bisa mengatur rencana-rencana masa depan yang lebih pasti dan mengalokasikan penghasilan ke hal lain setelah cicilan KPR lunas. Liburan, membahagiakan keluarga atau melakukan kegiatan lain bisa Anda lakukan dalam usia yang masih produktif.

3. Beban bunga yang ringan

Tenor yang lebih singkat berarti beban bunga yang lebih ringan. Sebagai contoh, jika kamu mengambil hunian setelah dipotong DP senilai Rp200.000.000 dengan bunga cicilan 10 persen per tahun, maka berarti bunga yang harus kamu bayar sekitar Rp1,6 juta per bulan. kamu yang memutuskan apakah mau menanggung bunga Rp1,6 juta per bulan selama 5, 10, 20 tahun atau bahkan lebih lama.

Sedangkan, kerugian yang mungkin kamu akan alami jika mengambil tenor pendek adalah sebagai berikut:

a.Risiko kredit macet

Pihak bank memperhitungkan dengan hati-hati risiko tenor pendek adalah kredit macet. Hal ini karena cicilan yang terlampau besar yang harus dibayar per bulan. Misalkan nilai hunian sebesar Rp200.000.000 dengan tenor 5 tahun, berarti cicilan per bulan adalah sekitar Rp3,3 juta per bulan belum termasuk bunga dan biaya lainnya. Dengan bunga Rp1,6 juta, berarti sedikitnya beban cicilan bulanan adalah sebesar Rp4,9 juta. Jika Anda tak mampu membayar, properti kamu bisa ditarik atau kamu harus repot menjual dan mengalihkan cicilannya.

b.Keuangan harus diatur secara ketat

Karena besarnya biaya cicilan per bulan, kamu tak punya fleksibilitas dalam mengatur keuangan setiap bulan. Arus kas keluar membesar. Pengaturan keuangan harus benar-benar menjadikan pembayaran KPR sebagai prioritas utama kamu. kamu harus waspadai jika membutuhkan dana segar mendadak. Untungnya keadaan ini tak perlu berlangsung terlalu lama dan jika sumber-sumber penghasilan kamu sangat besar, tak perlu ada kekhawatiran sama sekali.

Nah itulah untung rugi tenor panjang dan pendek yang perlu kamu ketahui sebelum mengambil KPR. Keputusan ada di tangan kamu.

 

Info :

Kamu Cari Rumah Di Bogor? Cikaret Townhouse Cibinong,Bogor Bisa Jadi Pilihan Terbaik Untuk Anda.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *